Kamis, 17 Oktober 2019

Anatomi dan Instrumentasi

Anatomi Tubuh Manusia: Mengenal Sistem-Sistem Organ Manusia
Anatomi Tubuh Manusia: Mengenal Sistem-Sistem Organ Manusia
Anatomi tubuh manusia adalah ilmu yang mempelajari struktur tubuh manusia. Anatomi tubuh manusia tersusun atas sel, jaringan, organ, dan sistem organ. Sistem organ merupakan bagian yang menyusun tubuh manusia. Sistem ini terdiri atas berbagai jenis organ, yang memiliki struktur dan fungsi yang khusus. Sistem organ memiliki struktur dan fungsi yang khas. Masing-masing sistem organ saling tergantung satu sama lain, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Anatomi tubuh manusia

1. Sistem rangka

sistem rangka
Tubuh manusia didukung oleh sistem rangka, yang terdiri dari 206 tulang yang dihubungkan oleh tendon, ligamen, dan tulang rawan. Tulang ini disusun oleh kerangka aksial dan kerangka apendikular.
Kerangka aksial terdiri dari 80 tulang yang terletak di sepanjang sumbu tubuh manusia. Kerangka aksial terdiri dari tengkorak, tulang telinga tengah, tulang hyoid, tulang rusuk, dan tulang belakang.
Kerangka apendikular terdiri dari 126 tulang yang merupakan tulang-tulang pelengkap yang menghubungkan kerangka aksial. Kerangka apendikular terletak di daerah tungkai atas, tungkai bawah, panggul, dan bahu.
Fungsi sistem rangka untuk bergerak, menopang dan memberikan bentuk tubuh, melindungi organ-organ dalam, serta sebagai tempat melekatnya otot-otot.

2. Sistem otot

sistem otot
Sistem otot terdiri dari sekitar 650 otot yang membantu pergerakan, aliran darah, dan fungsi tubuh lainnya.
Ada tiga jenis otot yaitu otot rangka yang terhubung dengan tulang, otot polos yang ditemukan di dalam organ pencernaan, dan otot jantung yang ditemukan di jantung dan membantu memompa darah.

3. Sistem peredaran darah

Sistem peredaran darah terdiri dari jantung, pembuluh darah, dan sekitar 5 liter darah yang dibawa oleh pembuluh darah. Sistem peredaran darah didukung oleh jantung, yang hanya seukuran kepalan tangan tertutup. Bahkan pada saat istirahat, rata-rata jantung dengan mudah memompa lebih dari 5 liter darah ke seluruh tubuh setiap menitnya.
Sistem peredaran darah memiliki tiga fungsi utama yaitu:
  • Mengedarkan darah ke seluruh tubuh. Darah memberikan nutrisi penting dan oksigen dan menghilangkan limbah dan karbon dioksida untuk dikeluarkan dari tubuh. Hormon diangkut ke seluruh tubuh melalui cairan plasma darah.
  • Melindungi tubuh melalui sel darah putih dengan melawan patogen (kuman) yang telah masuk ke dalam tubuh. Trombosit berfungsi untuk menghentikan perdarahan saat luka dan mencegah patogen memasuki tubuh. Darah juga membawa antibodi yang memberi kekebalan spesifik pada patogen yang sebelumnya telah terpapar tubuh atau telah divaksinasi.
  • Mempertahankan homeostasis (keseimbangan kondisi tubuh) pada beberapa kondisi internal. Pembuluh darah membantu menjaga suhu tubuh yang stabil dengan mengendalikan aliran darah ke permukaan kulit.

4. Sistem pencernaan

Sistem pencernaan adalah sekelompok organ yang bekerja untuk menerima makanan, mengubah dan memproses makanan menjadi energi, menyerap zat gizi yang terdapat pada makanan ke aliran darah, serta membuang sisa makanan yang tersisa atau tidak dapat dicerna oleh tubuh.
Makanan melewati saluran pencernaan yang terdiri dari rongga mulut, faring (tenggorokan), laring (kerongkongan), lambung, usus halus, usus besar, dan berakhir di anus.
Selain saluran pencernaan, ada beberapa organ aksesori penting dalam anatomi tubuh manusia yang membantu mencerna makanan. Organ aksesori dari sistem pencernaan meliputi gigi, lidah, kelenjar ludah, hati, kantong empedu, dan pankreas.

5. Sistem endokrin

Sistem endokrin terdiri dari beberapa kelenjar yang mengeluarkan hormon ke dalam darah. Kelenjar-kelenjar ini termasuk hipotalamus, kelenjar pituitari, kelenjar pineal, kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, kelenjar adrenal, pankreas, dan kelenjar kelamin (gonad).
Kelenjar dikendalikan secara langsung oleh rangsangan dari sistem saraf dan juga oleh reseptor kimiawi dalam darah dan hormon yang diproduksi oleh kelenjar lain.
Dengan mengatur fungsi organ dalam tubuh, kelenjar ini membantu menjaga homeostasis tubuh. Metabolisme seluler, reproduksi, perkembangan seksual, homeostasis gula dan mineral, denyut jantung, dan pencernaan merupakan salah satu dari banyak proses yang diatur oleh hormon.

6. Sistem saraf

sistem saraf
Sistem saraf terdiri dari otak, sumsum tulang belakang, organ sensorik, dan semua saraf yang menghubungkan organ-organ ini dengan bagian tubuh lainnya. Organ-organ ini bertanggung jawab atas kendali tubuh dan komunikasi di antara bagian-bagiannya.
Otak dan sumsum tulang belakang membentuk pusat kontrol yang dikenal sebagai sistem saraf pusat. Saraf sensorik dan organ indra dari sistem saraf perifer memantau kondisi di dalam dan di luar tubuh dan mengirimkan informasi sistem saraf pusat. Saraf eferen di sistem saraf perifer membawa sinyal dari pusat kendali ke otot, kelenjar, dan organ untuk mengatur fungsinya.

7. Sistem pernapasan

sistem pernapasan
Sel-sel tubuh manusia membutuhkan aliran oksigen untuk tetap hidup. Sistem pernapasan menyediakan oksigen ke sel tubuh sambil mengeluarkan karbon dioksida dan produk limbah yang bisa mematikan jika dibiarkan menumpuk.
Ada tiga bagian utama dari sistem pernapasan: saluran napas, paru-paru, dan otot-otot respirasi. Saluran napas meliputi hidung, mulut, faring, laring, trakea, bronkus, dan bronkiolus. Saluran ini membawa udara melewati hidung menuju paru-paru.
Paru-paru berfungsi sebagai organ utama sistem pernapasan dengan pertukaran oksigen ke dalam tubuh dan karbon dioksida keluar dari tubuh.
Otot respirasi, termasuk diafragma dan otot interkostal, bekerja sama untuk memompa, mendorong udara masuk dan keluar dari paru-paru saat bernapas.

8. Sistem kekebalan tubuh

Sistem kekebalan tubuh adalah pertahanan tubuh terhadap bakteri, virus, dan patogen lainnya yang mungkin berbahaya, dengan menjaga dan menyerang dari patogen-patogen tersebut.
Ini termasuk kelenjar getah bening, limpa, sumsum tulang, limfosit (termasuk sel B dan sel T), timus, dan leukosit, yang merupakan sel darah putih.

9. Sistem limfatik

Dalam anatomi tubuh mansia, sistem limfatik mencakup kelenjar getah bening, saluran getah bening, dan pembuluh getah bening, dan juga berperan dalam pertahanan tubuh.
Tugas utamanya adalah membuat dan memindahkan getah bening, cairan bening yang mengandung sel darah putih, yang membantu tubuh melawan infeksi.
Sistem limfatik juga menghilangkan kelebihan cairan getah bening dari jaringan tubuh, dan mengembalikannya ke darah.

10. Sistem ekskresi dan urinaria

Sistem ekskresi mengeluarkan zat sisa yang tidak dibutuhkan lagi oleh manusia. Pada anatomi tubuh manusia, organ-organ ekskresi terdiri dari ginjal, hati, kulit, dan paru-paru.
Sistem urinaria atau perkemihan termasuk ke dalam sistem eksresi yang terdiri dari ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Ginjal menyaring darah untuk membuang limbah dan menghasilkan urine. Ureter, kandung kemih, dan uretra bersama-sama membentuk saluran kemih, yang berfungsi sebagai sistem untuk mengalirkan urine dari ginjal, menyimpannya, dan kemudian melepaskannya saat buang air kecil.
Selain menyaring dan menghilangkan limbah dari tubuh, sistem urinaria juga mempertahankan homeostasis air, ion, pH, tekanan darah, kalsium, dan sel darah merah.
Organ hati berfungsi mengeluarkan empedu, kulit berfungsi mengeluarkan keringat, sedangkan paru-paru berfungsi dalam mengeluarkan uap air dan karbon dioksida.

11. Sistem reproduksi

sistem reproduksi priaSistem reproduksi pria
Sistem reproduksi memungkinkan manusia untuk bereproduksi. Sistem reproduksi pria mencakup penis dan testis, yang menghasilkan sperma.
sistem reproduksi wanitaSistem reproduksi wanita
Sistem reproduksi wanita terdiri dari vagina, rahim dan ovarium, yang menghasilkan ovum (sel telur). Selama pembuahan, sel spermabertemu dengan sel telur di tuba falopi. Kedua sel tersebut kemudian melakukan pembuahan yang ditanamkan dan tumbuh di dinding rahim. Bila tidak dibuahi, dinding rahim yang telah menebal untuk mempersiapkan kehamilan akan luruh menjadi menstruasi.

12. Sistem integumen

Kulit atau sistem integumen adalah organ terbesar dalam anatomi tubuh manusia. Sistem ini melindungi dari dunia luar, dan merupakan pertahanan pertama tubuh melawan bakteri, virus dan patogen lainnya. Kulit juga membantu mengatur suhu tubuh dan menghilangkan limbah zat sisa melalui keringat. Selain kulit, sistem integumen meliputi rambut dan kuku.

Sistem Anatomi Tubuh Manusia dan Fungsinya

1. Sistem rangka

Anatomi Tubuh Manusia
Sistem rangka manusia tersusun dari 206 tulang yang dihubungkan oleh tendon, ligamen, dan tulang rawan.
Tulang-tulang yang menyusun kerangka manusia adalah:
  • Tulang kepala: 8 buah
  • Tulang kerangka dada: 25 buah
  • Tulang wajah: 14 buah
  • Tulang belakang dan pinggul: 26 buah
  • Tulang telinga dalam: 6 buah
  • Tulang lengan: 64 buah
  • Tulang lidah: 1 buah Tulang kaki: 62 buah

Kerangka manusia memiliki peran penting seperti:
  • Menahan seluruh bagian-bagian tubuh agar tidak rubuh
  • Melindungi alat tubuh yang halus seperti otak, jantung, dan paru-paru
  • Tempat melekatnya otot-otot
  • Untuk pergerakan tubuh dengan perantaraan otot
  • Tempat pembuatan sel-sel darah terutama sel darah merah
  • Memberikan bentuk pada bangunan tubuh buah

2. Sistem Otot

Anatomi Tubuh Manusia
Sistem otot manusia terdiri dari sekitar 600 otot. Sistem otot memiliki fungsi membantu pergerakan tubuh, aliran darah, dan fungsi tubuh lainnya.
Terdapat tiga jenis otot pada tubuh manusia:
  • Otot rangka yang terhubung dengan tulang
  • Otot polos yang berada di dalam organ pencernaan
  • Otot jantung yang berada di jantung dan berperan membantu memompa darah.

3. Sistem Peredaran Darah

Sistem Peredaran Darah Anatomi Tubuh Manusia
Sistem peredaran darah manusia adalah jantung. Sistem peredaran darah atau sirkulasi memiliki tiga fungsi utama yaitu:
  • Mengedarkan darah ke seluruh tubuh
  • Melindungi tubuh melalui sel darah putih dengan melawan patogen (kuman) yang telah masuk ke dalam tubuh.
  • Mempertahankan homeostasis (keseimbangan kondisi tubuh) pada beberapa kondisi internal.

4. Sistem Pencernaan


Sistem Pencernaan Anatomi Tubuh Manusia

Sistem peredaran darah manusia adalah jantung. Sistem peredaran darah atau sirkulasi memiliki tiga fungsi utama yaitu:
  • Mengedarkan darah ke seluruh tubuh
  • Melindungi tubuh melalui sel darah putih dengan melawan patogen (kuman) yang telah masuk ke dalam tubuh.
  • Mempertahankan homeostasis (keseimbangan kondisi tubuh) pada beberapa kondisi internal.



Instrumentasi medis adalah pengetahuan yang mendalami prinsip kerja berbagai alat yang dipergunakan dalam dunia medis dan bertujuan  membantu petugas medis dalam pelayanan kesehatan. Instrumentasi medis ini merupakan gabungan dari beberapa ilmu, antara lain: Fisika, Biologi, Kedokteran, Engineering, dan Komputer.
Setelah kita mengetahui apa itu Instrumentasi Medis, biasanya pengetahuan ini dapat membantu petugas medis/dokter untuk :
n  Deteksi penyakit sedini mungkin
n  Diagnose dapat lebih dipercepat dan lebih akurat
n  Diagnose invasive dapat dihindarkan atau diperkecil
n  Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
Konsep dasar Instrumentasi Medis :
Terdiri dari : 1 sumber sinyal, 2 objek, sensor, detector dan 2 system perekaman dan display. Pertama-tama misalnya ada 2 objek, salah satu objek diberi sinyal yang berasal dari sumber sinyal  yang nantinya akan ditangkap oleh detector, pada objek ini sinyal termodulasi sedangkan objek satu lagi diberi sinyal biopotensial yang akan terbaca menjadi sensor. Setelah kedua objek ini masing-masing diberi sinyal berbeda maka akan dirubah menjadi sinyal-sinyal listrik yang kemudian dari masing-masing objek hasilnya akan terekam dan dapat ditampilkan.
Instrumen-instrumen dalam bidang medis ada banyak sekali saat ini yang biasanya terdapat di rumah sakit antara lain :
–          Pesawat Sinar-X
–          Pesawat Sinar-X Angiography
–          Pesawat Sinar-X Mobile yaitu Radiograpi dan Floroskopi
–          Pesawat Sinar-X Gigi
–          Pesawat CT Scan
–          Pesawat MRI (Magnetic Resonance Imaging)
–          Pesawat Kedokteran Nuklir SPECT (Single Photon Emission CT)
–          Pesawat Kedokteran Nuklir PET (Positron Emission Tomography)
–          Pesawat Ultrasound
–          Pesawat ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy)
–          Pesawat Elektromedikal yaitu EKG, Ventilator, dan Pesawat Anesthesia
–          Pesawat Fisioterapi yaitu Electrotherapy, Ultrasound theraphy, dan Diathermy
–          Mammography
–          Linear Accelarator

Instrumentasi Laboratorium Medis

Monday, August 15, 2016


Infolabmed.com. Istilah instrumentasi merupakan istilah yang jarang diketahui oleh khalayak, tidak seperti halnya dengan istilah tekhik lainnya seperti listrik, elektronika, teknik pendingin, informatika dan lain-lain. Padahal, dunia instrumentasi, disadari atau tidak, sudah kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. 

Contoh sederhana dari penerapan instrumentasi ini antara lain pada setrika listrik. Di dalam setrika tersebut terdapat sebuah elemen pemanas listrik sebagai sumber panas. Panas yang dihasilkan oleh setrika listrik tersebut haruslah sesuai dengan keinginan pemakai, karena setiap jenis kain yang disetrika memerlukan panas yang berlainan. Untuk memenuhi hasrat pemakai tersebut, maka di dalam setrika listrik tersebut dipasangi alat yang akan memutuskan aliran arus listrik ke elemen pemanas tadi. Secara umum alat tersebut dikenal sebagai termostat yang menggunakan bimetal. Apabila panas pada setrika tersebut telah mencapai setelan yang diinginkan, maka aliran listrik akan diputuskan, dan panas yang dihasilkan oleh setrika listrik tersebut akan berangsur turun, setelah melewati setelan bimetal, maka aliran listrikpun akan diberikan kembali kepada elemen pemasan tadi. Demikian seterusnya.

PENGERTIAN INSTRUMENT
Instrumentasi menurut Oxford English Dictionary didefinisikan:
  • Penggunaan instrumen ilmiah, bedah, atau lainnya; pengoperasian dengan instrumen.
  • Desain, konstruksi, dan penyediaan instrumen untuk pengukuran, kontrol, dll; keadaan yang dilengkapi atau dikendalikan oleh instrumen tersebut secara kolektif.
Sebagai contoh istilah instrumentasi digunakan pada instrumentasi laboratorium yang mempunyai pengertian kumpulan alat uji laboratorium yang dikendalikan oleh komputer. Peralatan laboratorium tersebut mengukur jumlah listrik dan kuantitas kimia yang digunakan untuk otomatisasi pengujian air minum dari bahan pencemar.
INSTRUMEN LABORATORIUM 
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pemakaian peralatan: 
1. Persyaratan kecukupan peralatan Laboratorium harus dilengkapi dengan semua peralatan yang diperlukan sesuai dengan jenis layanan yang disediakan sekalipun tidak digunakan secara rutin. 
2. Persyaratan kemampuan alat Pada saat instalasi alat maupun saat kerja rutin, peralatan harus diperhatikan menunjukkan kemampuan atau memenuhi kinerja yang dipersyaratkan dan harus memenuhi spesifikasi yang sesuai untuk pemeriksaan bersangkutan. 
3. Penandaan peralatan Setiap jenis peralatan harus diberi label, tanda atau identifikasi lain yang khas. 
4. Log alat Setiap jenis alat yang digunakan harus memiliki catatan yang dipelihara dan terkendali mencakup: 
a. identitas alat. 
b. nama pabrik, tipe identifikasi dan nomor seri atau identifikasi khas lain. 
c. orang yang dapat dihubungi (dari pihak pemasok). 
d. tanggal penerimaan dan tanggal pemeliharaan. 
e. lokasi (jika perlu). 
f. kondisi ketika alat diterima (alat baru/bekas atau kondisi lain); 
g. instruksi pabrik atau acuan yang dibuat. 
h. rekaman kinerja alat yang memastikan alat layak digunakan. 
i. pemeliharaan yang dilakukan/direncanakan untuk yang akan datang. 
j. kerusakan, malfungsi, modifikasi atau perbaikan alat. 
k. tanggal perkiraan penggantian alat, jika mungkin. 
5. Persyaratan pengoperasian alat Alat hanya boleh dioperasikan oleh petugas yang berwenang. Instruksi penggunaan dan pemeliharaan peralatan terkini (mencakup pedoman yang sesuai dan petunjuk penggunaan yang disediakan oleh pembuat alat) harus tersedia bagi petugas laboratorium. 
6. Jaminan keamanan kerja alat Alat harus dipelihara dalam kondisi kerja yang aman, mencakupkeamanan listrik, alat penghenti darurat (emergency stop device) dan penanganan yang aman oleh petugas yang berwenang. Semua harus disesuaikan dengan spesifikasi atau instruksi pabrik termasuk pembuangan limbah kimia, bahan radioaktif maupun biologis. 
7. Penanganan terhadap alat yang rusak Alat yang diduga mengalami gangguan, tidak boleh digunakan, harus diberi label yang jelas dan disimpan dengan baik sampai selesai diperbaiki dan memenuhi kriteria yang ditentukan (pengujian dan kalibrasi) untuk digunakan kembali. Laboratorium harus melakukan tindakan yang memadai sebelum digunakan kembali. 
8. Pemindahan alat Laboratorium harus memiliki prosedur penanganan, pemindahan, penyimpanan dan penggunaan yang aman untuk mencegah kontaminasi dan kerusakan alat. Apabila alat dipindahkan keluar laboratorium untuk diperbaiki, maka sebelum digunakan kembali di laboratorium harus dipastikan alat telah dicek dan berfungsi baik. 
9. Pemutahiran hasil koreksi kalibrasi. Apabila kalibrasi menghasilkan sejumlah faktor koreksi, laboratorium harus memiliki prosedur untuk menjamin bahwa salinan dari faktor koreksi sebelumnya dimutahirkan dengan benar.
10. Pencegahan terhadap perlakuan orang tidak berwenang. Semua peralatan termasuk perangkat keras, perangkat lunak, bahan acuan, bahan habis pakai, pereaksi dan sistem analitik harus dijaga terhadap perusakan akibat perlakuan orang yang tidak berwenang, yang dapat membuat hasil pemeriksaan tidak sah. Beberapa jenis peralatan laboratorium yang perlu mendapat perhatian adalah: 
Alat Gelas 
  • Tabung yang dipakai harus selalu bersih. 
  • Untuk pemakaian ulang, cuci alat gelas dengan deterjen (sedapatnya netral) dan oksidan (hipoklorit) kemudian bilas dengan aquades. 
Blood cell counter 
  • Bagian luar alat dilap setiap hari. 
  • Periksa semua selang pembuangan limbah pemeriksaan, apakah ada sumbatan atau tidak. 
  • Periksa selang pembuangan limbah pemeriksaan, apakah ada sumbatan atau tidak. 
  • Setiap selesai pemeriksaan, lakukan pencucian. 
  • Tutup badan alat dengan plastik bila alat tidak dipakai. 
Elisa set 
a. Elisa Reader 
1) Lakukan kalibrasi linearitas alat, stabilitas pembacaan dan ketepatan pembacaan. 
2) Kalibrasi dilakukan pada saat pertama kali alat dipakai, penggantian lampu, dan secara periodik untuk memastikan ketepatan pembacaan. 
b. Elisa Washer Lakukan kalibrasi volume dispenser, sisa yang tertinggal dalam well (rest well) dan posisi well. 
c. Incubator Suhu yang dipakai harus sesuai dengan spesifikasi alat. 
d. Heating block Lakukan kalibrasi suhu heating block. 
Flame photometer 
  • Letakkan alat di tempat yang terlindung dari sinar matahari langsung atau sinar emisi yang konstan, bebas dari debu dan asap rokok. 
  • Hindari alat terkena/tercemar keringat, serbuk/serpihan saring, sabun dan bahan mencuci lain. 
  • Ikuti petunjuk operasional dari pabrik pembuat mengenai; 
  1. Pemilihan photocell dan panjang gelombang 
  2. Pengaturan lebar celah 
  3. Pemilihan bahan bakar dan tekanan udara atau tekanan oksigen 
  4. Langkah-langkah untuk pemanasan alat, koreksi dari pengganggu dan background nyala flame 
  5.  Pencucian burner 
  6. Pengabuan/pemanasan sampel 
  7. Pengukuran intensitas emisi 
Fotometer/Spectrofotometer 
  • Gunakan lampu yang sesuai dengan masing-masing jenis fotometer. 
  • Tegangan listrik harus stabil. 
  • Hidupkan alat terlebih dahulu selama 5-30 menit (tergantungjenis/merek alat), supaya cahaya lampu menjadi stabil. 
  • Monokromator atau filter harus bersih , tidak lembab, dan tidak berjamur. 
  • Kuvet (tergantung jenisnya) harus tepat meletakkannya. Sisi yang dilalui cahaya harus menghadap ke arah cahaya. Bagian tersebut harus bersih, tidak ada bekas tangan, goresan ataupun embun. Untuk menghindari hal tersebut pegang kuvet di ujung dekat permukaan. 
  • Isi kuvet harus cukup sehingga seluruh cahaya dapat melalui isi kuvet. 
  • Tidak boleh ada gelembung udara dalam kuvet. 
  • Untuk pemeriksaan enzimatik, kuvet harus diinkubasi pada suhu yang sesuai dengan suhu pemeriksaan. 
  • Fotodetektor harus dijaga kebersihannya dengan cara membersihkan permukaannya dengan alkohol 70%. 
  • Amplifier/pengolah signal harus berfungsi dengan baik. 
Inkubator 
  • Bagian dalam inkubator dan rak harus dibersihkan secara teratur dengan disinfektan. 
  • Suhu dicatat setiap pagi hari untuk inkubator yang dinyalakanterus menerus atau sebelum dan sesudah digunakan. 
  • Suhu yang tertera pada alat perlu dikalibrasi secara rutin untuk mengetahui keakuratannya. 
Kamar Hitung 
  • Kamar hitung dan kaca penutup harus bersih, sebab kotoran (jamur, partikel debu) pada pengamatan di bawah mikroskop akan terlihat sebagai sel. 
  • Periksa di bawah mikroskop, apakah garis-garis pada kamar hitung terlihat jelas dan lengkap. 
  • Kamar hitung dan kaca penutup harus kering, bila basah akan menyebabkan terjadinya pengenceran dan kemungkinan sel darah akan pecah, sehingga jumlah sel yang dihitung menjadi berkurang. 
  • Kaca penutup harus tipis, rata, tidak cacat dan pecah, sebab kaca penutup berfungsi untuk menutup sampel, bila cacat atau pecah maka volume dalam kamar hitung menjadi tidak tepat. 
  • Cara pengisian kamar hitung; dengan menggunakan pipet Pasteur dalam posisi horisontal, sampel dimasukkan ke dalam kamar hitung yang tertutup kaca penutup. 
  • Bila pada pengisian terjadi gelembung udara di dalam kamar hitung atau sampel mengisi parit kamar hitung/menggenangi kamar lain, atau kamar hitung tidak terisi penuh, maka pengisian harus diulang. 
  • Cuci kamar hitung segera setelah dipakai dengan air mengalir atau dengan air deterjen encer. 
  • Bila masih kotor, rendamlah dalam air deterjen, kemudian bilas dengan air bersih. 
  • Pada waktu mencuci kamar hitung tidak boleh menggunakan sikat. 
Lemari es (refrigerator) dan freezer 
  • Menggunakan lemari es dan freezer khusus untuk laboratorium. 
  • Tempatkan lemari es sedemikian rupa sehingga bagian belakang lemari es masih longgar untuk aliran udara dan fasilitas kebersihan kondensor. 
  • Pintu lemari es harus tertutup baik untuk mencegah keluarnya udara dingin dari bagian pendingin. 
  • Lemari es dan freezer harus selalu dalam keadaan hidup. 
  • Suhu dicatat setiap pagi dan sore hari. 
  • Termometer yang digunakan harus sesuai dengan suhu alat yang dikalibrasi, misalnya 2°C-8°C, -20°C atau -76°C. 
Gas Chromatography–Mass Spectrometry 
a. Injektor 
1) Bersihkan bagian dalam secara secara teratur 
2) Periksa septum terhadap kebocoran dengan larutan berbusa 
b. Kolom 
1) Amati sambungan kolom dengan menggunakan larutan sabun. 
2) Periksa kepadatan isi kolom dengan pengukuran aliran udara (flow rate) secara visual. Packed kolom mempunyai aliran udara 10-25 ml/menit, sedangkan kapiler kolom mempunyai aliran udara 1-2,5 ml/menit. 
3) Kolom yang baru perlu dilakukan pra kondisi dengan cara: 
a) Ujung keluaran tidak disambungkan pada detektor 
b) Alirkan gas pembawa 30 ml/menit selama 30 menit 
c) Naikkan suhu kolom sampai batas suhu maksimum dari kolom yang bersangkutan selama 12-13 jam 
c. Oven Amati suhu kontrol pada waktu pemeriksaan 
d. Gas 
1) Periksa tekanan gas dan aliran udara pada waktu pemeriksaan secara rutin. Perubahan aliran udara dapat disebabkan oleh karena kebocoran. 
 2) Gas karier dimurnikan dari oksigen dan uap air dengan menggunakan filter/gas uap. 
3) Lakukan pemeriksaan gas dengan cara mengalirkan gas pada tekanan maksimum setiap bulan. Bila ada bagian yang rusak segera diganti. 
e. Detektor Lakukan pembersihan dengan hati-hati sesuai dengan petunjuk dari pabrik secara rutin. 

MIKROSKOP
  • Letakkan mikroskop di tempat yang datar dan tidak licin. 
  • Bila menggunakan cahaya matahari, tempatkan di tempat yang cukup cahaya dengan mengatur cermin sehingga diperoleh medan penglihatan yang terang. 
  • Biasakan memeriksa dengan menggunakan lensa obyektif 10x dulu, bila sasaran sudah jelas, perbesar dengan objektif 40x dan bila perlu dengan 100x. Untuk pembesar 100x gunakan minyak imersi. 
  • Bersihkan lensa dengan kertas lensa atau kain yang lembut setiap hari setelah selesai bekerja, terutama bila lensa terkena minyak imersi bersihkan dengan eter alkohol (lihat referensi). 
  • Jangan membersihkan/merendam lensa dengan alkohol atau sejenisnya karena akan melarutkan perekatnya sehingga lensa dapat lepas dari rumahnya.
  • Jangan menyentuh lensa obyektif dengan jari. 
  • Jangan membiarkan mikroskop tanpa lensa okuler atau obyektif, karena kotoran akan mudah masuk. 
  • Bila lensa obyektif dibuka, tutup dengan penutup yang tersedia. 
  • Saat mikroskop disimpan, lensa obyektif 10x atau 100x tidak boleh berada pada satu garis dengan kondensor, karena dapat mengakibatkan lensa pecah bila ulir makrometer dan mikrometemya sudah rusak.
  • Simpan mikroskop di tempat yang rendah kelembabannya, dapat dengan cara memberikan penerangan lampu wolfram atau dengan silika gel. 
Otoklaf (Autoclave) 
  • Bagian bawah autoklaf harus terisi air bebas mineral sampai setinggi penyangga. 
  • Pastikan bahwa air akan cukup selama proses sterilisasi. 
  • Pastikan autoklaf tertutup dan karet pengunci terpasang di lekukannya. 
  • Katup udara keluar harus terbuka. 
  • Pastikan pemanas (elektrik, gas atau kerosene) hidup. 
  • Pastikan katup pengaman terpasang selama pemanasan. 
  • Pastikan proses selesai sebelum melepas tutup atau membuka. 
  • Pastikan bahan yang disterilisasi cukup lama didiamkan sampai dingin. 
  • Catat suhu, tekanan dan waktu setiap digunakan. 
Oven 
  • Bagian dalam oven harus dibersihkan sekurang-kurangnya setiap bulan. 
  • Pintu oven baru boleh dibuka setelah suhu turun sampai 40°C. 
  • Catat suhu dan waktu setiap digunakan. 

 Penangas air (Waterbath) 
  • Ketinggian air perlu diperiksa tiap hari. Tinggi air dalam waterbath harus lebih tinggi dari larutan yang akan di inkubasi. 
  • Kebersihan dinding bagian dalam harus diperhatikan dengan mengganti air setiap hari. Sebaiknya gunakan aquades. 
  • Catat suhu setiap digunakan. 
PIPET
  • Gunakan pipet gelas yang sesuai dengan peruntukannya yaitu pipet transfer yang dipakai untuk memindahkan sejumlah volume cairan yang tetap dengan teliti, serta pipet ukur yang dipakai untuk memindahkan berbagai volume tertentu yang diinginkan. 
  • Gunakan pipet yang bersih dan kering serta ujungnya masih utuh dan tidak retak. 
  • Cara penggunaan pipet harus disesuaikan dengan jenis pipet. 
  • Pemipetan cairan tidak boleh menggunakan mulut. 
  • Pemindahan cairan dari pipet ke dalam wadah harus dilakukan dengan cara menempelkan ujung pipet yang telah dikeringkan dahulu bagian luarnya dengan kertas tissue pada dinding wadah/bejana dalam posisi tegak lurus dan cairan dibiarkan mengalir sendiri. 
  • Pipet volumetrik tidak boleh ditiup. 
  • Pipet ukur yang mempunyai tanda cincin di bagian atas, setelah semua cairan dialirkan maka sisa cairan di ujung pipet dikeluarkan dengan ditiup memakai alat bantu pipet 
  • Pipet ukur yang tidak mempunyai tanda cincin tidak boleh ditiup. 
  • Pipet dengan volume kecil (1-500 ul) harus dibilas untuk mengeluarkan sisa cairan yang menempel pada dinding bagian dalam. 
  • Pipet untuk pemeriksaan biakan harus steril. 
  • Pipet yang telah dipakai untuk memipet larutan basa harus dibilas dahulu dengan larutan yang bersifat asam dengan konsentrasi rendah, sedangkan yang telah dipakai untuk memipet larutan asam harus dibilas dengan larutan yang bersifat basa lemah, kemudian direndam dalam aquades selama satu malam, kemudian bilas lagi dengan aqudemineral. 
  • Pipet yang sudah dipakai harus direndam dalam larutanantiseptik, kemudian baru dicuci. 
PIPET SEMI AUTOMATIK
  • Pada pipet semiotomatik, tip pipet tidak boleh dipakai ulang karena pencucian tip pipet akan mempengaruhi kelembaban plastik tip pipet, juga pengeringan seringkali menyebabkan tip meramping dan berubah bentuk saat pemanasan. 
  • Penggunaan tidak boleh melewati batas antara tip dan pipetnya. 
  • Tip yang digunakan harus terpasang erat. 
  • Sesudah penggunaan harus dibersihkan dan disimpan denganbaik di dalam rak pipet. 
pH METER
  • Letak konektor pada pH meter untuk tempat elektroda harus diperhatikan dengan baik, jangan sampai salah menghubungkan. 
  • Pada saat menuang cairan kimia harus hati-hati, jangan sampai tumpah ke pH meter, karena akan merusak komponen di dalamnya. 
  • Elektroda harus terendam dalam cairan. 
ROTATOR
Bersihkan bagian luar alat dan bagian-bagian yang berputar diberi pelumas secara teratur. Perhatikan ke-aus-an bagian yang berputar. 

SENTRIFUGE
  • Letakkan sentrifus pada tempat yang datar. 
  • Gunakan tabung dengan ukuran dan tipe yang sesuai untuk tiap sentrifus. 
  • Beban harus dibuat seimbang sebelum sentrifus dijalankan, kecuali pada sentrifus mikrohematokrit karena tabung kapiler sangat kecil. 
  • Pada penggunaan sentrifus mikrohematokrit, tabung kapiler harus ditutup pada salah satu ujungnya untuk menghindari keluarnya darah. 
  • Pastikan bahwa penutup telah menutup dengan baik dan kencang sebelum senfrifus dijalankan. 
  • Periksa bantalan pada wadah tabung. Bila bantalan tidak ada maka tabung mudah pecah waktu disentrifus karena adanya gaya sentrifugal yang kuat menekan tabung kaca ke dasar wadah. Bantalan harus sesuai dengan ukuran dan bentuk tabung. 
  • Putar tombol kecepatan pelan-pelan sesuai kecepatan yang diperlukan. 
  • Hentikan segera bila beban tidak seimbang atau terdengar suara aneh. 
  • Jangan mengoperasikan sentrifus dengan tutup terbuka. 
  • Jangan menggunakan sentrifus dengan kecepatan yang lebih tinggi dari keperluan. 
  • Jangan membuka tutup sentrifus sebelum sentrifus benar-benar telah berhenti. 
19. Timbangan analitik/digital 
  • Diletakkan pada meja datar, permanen, terhindar dari getaran dan angin, tidak boleh digeser . 
  • Periksalah selalu jarum petunjuk angka (angka menunjuk 0) setiap kali akan menimbang (untuk timbangan analitik). 
  • Gunakan selalu pinset untuk mengangkat anak timbangan. 
  • Bahan yang akan ditimbang harus sesuai suhu kamar. 
  • Bahan yang ditimbang tidak boleh tercecer sehingga mempengaruhi hasil penimbangan. 
  • Mengurangi atau menambah beban dilakukan pada saattimbangan dalam keadaan istirahat. 
  • Pintu kotak selalu tertutup pada waktu menimbang.
  • Kegunaan Instrumen Penelitian Antara lain :
  1. Sebagai alat pencatat informasi yang disampaikan oleh responden,
  1. Sebagai alat untuk mengorganisasi proses wawancara,
  1. Sebagai alat evakuasi performa pekerjaan staf peneliti.
  1. Penyusunan Instrumen Penelitian
Daftar kuesioner adalah serangkaian pertanyaan yang diajukan kepada responden mengenai objek yang sedang diteliti, baik berupa pendapat, tanggapan ataupun dirinya sendiri. Sebagai suatu instrumen penelitian, maka pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak boleh menyimpang dari arah yang akan dicapai oleh usulan proyek penelitian, yang tercermin dalam rumusan hipotesis. Dengan demikian daftar perntanyaan yang harus diajukan dengan taktis dan strategik sehingga mampu menyaring informasi yang dibutuhkan oleh responden.

Pertanyaan yang diajukan oleh responden harus jelas rumusannya, sehingga peneliti akan menerima informasi dengan tepat dari responden. Sebab responden dan pewawancara dapat menginterpretasi makna suatu kalimat yang berbeda dengan maksud peneliti, sehingga isi pertanyaan justru tidak dapat dijawab. Di samping itu harus pula diperhatikan ke mana arah yang dicapai, mengingat tanpa arah yang jelas tidak mungkin dapat disusun suatu daftar pertanyaan yang memadai.
Dalam menyususn daftar pertanyaan, seorang peneliti hendaknya mempertimbangkan hal-hal berikut :
  1. Apakah Anda menggunakan tipe pertanyaan terbuka atau tertutup atau gabungan keduanya.
  1. Dalam mengajukan pertanyaan hendaknya jangan langsung pada masalah inti/pokok dalam penelitian Anda. Buatlah pertanyaan yang setahap demi setahap, sehingga mampu mengorek informasi yang dibutuhkan.
  2. Pertanyaan hendaknya disusun dengan menggunakan bahasa Nasional atau setempat agar mudah dipahami oleh responden.
  3. Apabila menggunakan pertanyaan tertutup, hendaknya setiap pertanyaan maupun jawaban diidentifikasi dan diberi kode guna memudahkan dalam pengolahan informasi
  4. Dalam membuat daftar pertanyaan, hendaknya diingat bahwa Anda bukanlah seorang introgator, tetapi pihak yang membutuhkan informasi dari pihak lain.
Untuk itu, dalam menyusun suatu rancangan daftar pertanyaan sebetulnya merupakan kerja kolektif seluruh anggota team peneliti. Keterlibatan semua anggota team peneliti akan memberikan konstribusi penyempurnaan kontruksi instrumen penelitian. Berikut adalah langkah-langkah dalam menyusun daftar pertanyaan :
  1. Penentuan informasi yang dibutuhkan,
  2. Penentuan proses pengumpulan data,
  3. Penyusunan instrumen penelitian,
  4. Pengujian instrumen penelitian.
  •  Prinsip-prinsip Pemilihan Instrumen Penelitian
  1. Prinsip utama pemilihan instrumen adalah memahami sepenuhnya tujuan penelitian, sehingga peneliti dapat memilih instrumen yang dirahapkan dapat mengantar ke tujuan penelitian.
  2. Tujuan penelitian menentukan instrumen apa yang akan digunakan.
  1. Kadang terjadi bahwa tujuan penelitian justru ditentukan oleh instrument yang tersedia, atau digunakan instrumen yang sudah popular, walaupun sebenarnya tidak cocok dengan tujuan penelitiannya.
  1. Suatu pendapat yang tidak selalu benar bahwa “instrumen yang canggih adalah yang terbaik”.
  1. Pedoman umum yang dapat digunakan dalam pemilihan instrumen, khususnya bagi peneliti pemula. 
Daftar Pustaka